Bimbingan Teknis Gerakan Pengendalian OPT pada Tanaman Padi Sawah dilaksanakan di Desa Pasir Baru, Kec. Cisolok, Kab. Sukabumi, Provinsi Jawa Barat yang berbatasan dengan Desa Cibareno, Kec. Cilograng, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten pada hari Rabu, 06 Maret 2024. Dihadiri oleh Ibu Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Bapak Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Ibu Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Bapak Camat Kecamatan Cisolok, Bapak Kepala Seksi Tanaman Pangan UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Bapak Kepala Seksi Perlindungan Tanaman UPTD Benih dan Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Banten, Koordinator Satuan Pelayanan BPTPH Wilayah I Cianjur beserta seluruh staf, Koordinator POPT Kab. Sukabumi, beberapa POPT yang ada di Kabupaten Sukabumi, beberapa POPT dari Provinsi Banten, dan para petani yang mengikuti kegiatan gerakan pengendalian OPT Tanaman Padi Sawah.

Kegiatan diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Ibu Yanti Hidyatun Zakiah, S.Hut., M.Si. selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan sebagai perwakilan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. Dilanjutkan sambutan oleh Bapak Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Ibu Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Bapak Camat Kecamatan Cisolok, Bapak Kepala Seksi Tanaman Pangan UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, serta Bapak Kepala Seksi Perlindungan Tanaman UPTD Balai Benih dan Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Banten. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Bapak Kustiaman (Perwakilan UPTD BPTPH Jawa Barat) dan Bapak Budi (Perwakilan UPTD BPTPHP Banten) mengenai Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman pangan khususnya padi sawah, cara pengendaliannya, agens pengendali hayati khususnya Paenibacillus Polymyxa, pelestarian musuh alami, serta sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu) dimana penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir dan harus memperhatikan 6 tepat (yaitu (1) tepat sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis atau konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan). Setelah itu terdapat sesi tanya jawab dan diskusi dengan petani mengenai pengelolaan tanaman padi sawah di kelompok tani, permasalahan yang ada di lapangan, OPT yang menjadi kendala dalam budidaya tanaman padi sawah, serta alternatif pengendaliannya. Dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu gerakan pengendalian OPT, penutup, dan diakhiri dengan foto bersama.

Adapun kegiatan gerakan pengendalian perbatasan OPT tanaman padi sawah dilaksanakan di kelompok tani Tani Mukti dan Bina Tani Mukti untuk perwakilan dari Provinsi Jawa Barat dan kelompok tani Sinar Laut dan Batu Jaya untuk perwakilan dari Provinsi Banten.

1. Pemaparan singkat mengenai OPT BLB atau Kresek yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas Campestris  pv Oryzae dan Pengelolaan Hama Terpadu dengan menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH) Paenibacillus Polymyxa. Paenibacillus Polymyxa yaitu bakteri menguntungkan yang mengkolonisasi perakaran dan mendukung pertumbuhan, perkembangan, serta kekebalan/ketahanan tanaman terhadap jamur patogen.

2. Praktek tata cara aplikasi Agens Pengendali Hayati (APH Paenibacillus Polymyxa yang baik dan benar. Paenibacillus Polymyxa dapat diaplikasikan dengan cara disemprotkan/disprayer dengan dosis 5-10 ml/liter air dan dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari terik sinar matahari untuk mengurangi evaporasi dan menjaga kestabilan bakteri. Pengaplikasian dimulai dari perendaman benih, penyemprotan pada persemaian, kemudian saat pertanaman berumur 14 hari hingga panen dengan frekuensi aplikasi 2 minggu sekali.